Pengaruh Penggunaan Rem Belakang Tipe Cakram Terhadap Jarak Pengereman Pada Sepeda Motor
Honda Vario Techno CBS
Ahmad
Taufik Hidayat, Drs.Daswarman,
M.Pd, Donny Fernandez,
S.Pd. M.Sc
S1 Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Padang
Jln.
Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131 INDONESIA
Taufik_so7@yahoo.co.id
Daswar_man@yahoo.com
Jarak
pengereman adalah jarak kendaraan dari saat mulai pengereman sampai pada saat
mobil itu terhenti, Empty Distance + Bracking Distance.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan rem
tipe cakram terhadap jarak pengereman pada sepeda motor berkapasitas rendah
yaitu Honda Vario Techno CBS.
Hasil uji menunjukkan pengaruh penggunaan rem
belakang tipe cakram dapat
mempengaruhi jarak pengereman, yaitu jarak pengereman yang dihasilkan semakin
pendek atau singkat dengan persentase sebesar 6,87338 %dari penggunaan rem belakang tipe tromol
(standar).Pada penggunaan rem belakang tipe
piringan/cakram pada Sepeda Motor Honda Vario Techno CBS juga dapat
mempengaruhi semakin singkatnya waktu pengereman dengan persentase sebesar
8,9445 %dari penggunaan rem belakang tipe tromol (standar).
Kata
kunci: Jarak Pengereman, Waktu Pengereman.
The
Influence Of The Use Of Rear
Brake Disk Type Braking Distance Of On A
Motorcycle Honda Vario Techno CBS
Ahmad Taufik Hidayat,
Drs. Daswarman, M.Pd, Donny Fernandez, S.Pd. M.Sc
Bachelor Degree Automotive Engineering
Education, The Faculty Of Engineering, State University
Of Padang
Jln. Prof. Dr. Hamka,
INDONESIA'S Padang 25131 Air Tawar
Taufik_so7@yahoo.co.id
Daswar_man@yahoo.com
Braking distance is
the distance from the vehicle when braking starts up when the
car
was stalled , Empty Distance + Bracking Distance. This
research aims to find out how much influence the use brake disk type braking
distance to the low-capacity motorcycle i.e. Honda Vario Techno CBS.
Test result
showed the influence of the use of rear brake disc type can affect braking
distance braking distance, which produced the short or short percentage of
6,87338% of the use of rear brake type tromol (standard). On the use of rear
brake disc/disc type on a motorbike Honda Vario Techno
CBS can also affect more in short time braking with a percentage of 8,9445% of
the use of rear brake type tromol (standard).
Keywords: Braking Distance, Braking Time.
1.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Salah
satu aspek kebutuhan masyarakat yang sudah menjadi kebutuhan utama adalah
sarana transprotasi.Kendaraan dikalangan masyarakat bukan lagi menjadi barang yang
eksklusif, karena hampir setiap masyarakatmemilikinya.
Perkembangan dunia teknologi
dibidang otomotif dan gaya hidup modern menjadi alasan dasar mengapa pemilik
kendaraan mulai memodifikasi kendaraannya, alasan lain diantaranya modifikasi
dilakukan agar tampil beda, mengusir jenuh, menyalurkan kreativitas, menambah
daya jual, modifikasi mengikuti trend, dan lain-lain.
Modifikasi yang dilakukan
dengan merubah bentuk atau konstruksi standar pabrik jelas harus diuji
kelaiakan jalan terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menekan angka kecelakaan
yang terus meningkat pada tiap tahunnya di Indonesia. Akan tetapi para
modifikator baik secara sengaja ataupun tidak melakukan modifikasi yaitu dengan
mengabaikan segi keamanan berkendara. Modifikasi yang akan dibahas pada
penelitian ini yaitu modifikasi dengan merubah rem belakang dari tipe tromol
menjadi tipe cakram.
Sistem rem pada kendaraan
diandalkan untuk menjamin keselamatan berkendara pada kendaraan. Faktor
kendaraan yang meliputi segala hal yang mencakup badan kendaraan termasuk
sistem rem dapat menjadi penyumbang terjadinya angka kecelakaan yang disebabkan
karena kinerja rem yang kurang baik.
Sistem rem cakram pada roda
belakang umumnya digunakan pada
kendaraan sepeda motor berkapasitas tinggi seperti vixion, tiger, megapro, cbr
dan lain-lain. Dari kenyataan dimasyarakat terdapat kendaraan sepeda motor
berkapasitas rendah seperti motor matik juga turut mengaplikasikan rem cakram
pada roda belakang dengan alasan modifikasi.
Penggunaan rem cakram pada
roda belakang dikendaraan sepeda motor berkapasitas rendah dapat membahayakan
keselamatan berkendara. Alasannya yaitu roda belakang akan lebih cepat terkunci
dikarenakan rem yang digunakan lebih efektif dari segi effisiensi dan daya
pengereman.
Sebuah perangkat sistem
sistem rem dengan daya pengereman yang dihasilkan merupakan salah satu penentu
perhitungan waktu jarak aman dan jarak pengereman. Jarak pengereman adalah
jarak yang dibutuhkan selama proses pengereman terjadi hingga kendaraan dalam
posisi terhenti dari lajunya. Jarak pengereman merupakan parameter ukur untuk melihat
keseluruhan kinerja rem. Hal ini berguna untuk menjamin keamanan dalam
pengereman dan berkendara serta
perhitungan jarak aman antara kendaraan satu dengan kendaraan didepan.
Kemampuan rem cakram yang
lebih efektif dari pada rem tromol akan memberikan dampak terhadap nilai
perlambatan, waktu dan jarak pengereman yang semakin singkat. Nilai perlambatan
merupakan kecepatan dibagi waktu selama pengereman. Nilai perlambatan berkisar
antara 6-10m/s akan membahayakan dan dapat menyebabkan kecelakaan.
Berdasarkan kesenjangan -
kesenjangan yang terungkap diatas maka peneliti merasa perlu melakukan
penelitian dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan
rem tipe cakram terhadap jarak pengereman pada sepeda motor berkapasitas rendah
yaitu Honda Vario Techno CBS.
2.
Teori Dasar
2.1
Jarak pengereman
Jarak pengereman
adalah jarak kendaraan dari saat mulai pengereman sampai pada saat mobil itu
terhenti, Empty Distance + Bracking Distance. Empty Distance adalah jarak saat
dimana pengendara menyadari harus mulai menekan pedal rem, diumpamakan sebagai
waktu yang artinya terjadi proses yang membutuhkan waktu yaitu waktu persepsi
manusia ketika mulai menyadari akan mengerem dan waktu reaksi atau gerakan saat
menekan pedal rem.
Waktu reaksi 0.25 – 0.5 sec itu adalah ketika
otak kita menangkap dan merespon peringatan bahaya, dan otak kita juga
membutuhkan waktu untuk memerintahkan kaki kita untuk berpindah, dari pedal gas
ke pedal rem, ini juga harus diperhitungkan bila kondisi kendaraan kita manual,
perkiraan dari sumber tersebut adalah 0.25 – 0.75 sec.
Braking Distance
adalah
jarak yang dibutuhkan kendaraan untuk berhenti total mulai dari pengendara
mengoperasikan rem. Artinya tidak lain adalah ketika respon waktu reaksi
penekanan pedal rem sudah terjadi atau sudah dimulai dan seketika itu juga
terjadi perlambatan kecepatan kendaraan. Bila kecepatan kendaraan semakin
cepat, braking distance akan semakin panjang. Berarti waktu yang
dibutuhkan kendaraan untuk berhenti akan semakin lama. Selain itu braking
distance juga tergantung pada kondisi permukaan jalan,
Jarak pengereman
dipengaruhi oleh faktor akhir yaitu kemampuan pengereman kendaraan.
Hal ini tergantung pada banyak hal, misalnya: rem, tekanan
ban,
tapakdan pegangan,
berat
kendaraan, suspensi
kendaraan, dan
permukaan jalan.
Untuk
memprediksi dan menghitung jarak pengereman maka akan digunakan prinsip dasar
matematika yaitu waktu, jarak, kecepatan dan perlambatan.
2.2
Effisiensi
Pengereman
Effisiensi pengereman didefinisikan sebagaigaya pengereman yang dihasilkan sebagai persentase dari berat
total kendaraan.
Effisiensi rem mirip
dengan koefisien gesekan yang merupakan rasio dari gaya gesekan dengan beban
normal antara permukaan yang menggesek. Effisiensi pengereman umumnya kurang
dari 100% karena adhesi jalan yang tidak memadai, kecepatan kendaraan pada
lereng menurun atau sistem rem tidak efektif.
Koefisien gesek
pada rem cakram mampu menjaga effisiensi pengereman lebih baik dari pada rem
tromol saat rem digunakan, sementara effisiensi pengereman berpengaruh terhadap
nilai perlambatan, jarak dan waktu pengereman yang dihasilkan.
2.3 Pengaruh Penggunaan Rem
Cakram pada Roda Belakang
Rem Cakram/Piringan adalah jenis rem hidraulis dengan
sistem kerja jepitan antara pad dan piringan yang secara umum sudah diterapkan
pada sistem pengereman sepeda motor untuk pengereman roda depan.
Untuk rem cakram belakang lebih
diutamakan untuk sepeda motor yang berperforma tinggi dan berbobot besar karena
daya kerja rem memang sangat diperlukan disitu. untuk motor
kecil seperti motor bebek tidak begitu berpengaruh, apalagi jika tidak
dilengkapi ABS, justru semakin berbahaya jika terjadi situasi yang kritis.
Hal ini sangat berbahaya karena ketika
pengendara motor berada dalam keadaan darurat atau tegang reaksi otot bekerja
lebih cepat dan keras sehingga pengendara cenderung menginjak rem belakang
lebih keras sehingga pengereman membuat roda belakang terkunci.
Pada saat mengerem, seluruh beban pengemudi dan berat
kendaraan terdorong bertumpu pada roda
bagian depan, ini menyebabkan gaya normal dan beban yang diterima pada roda
bagian belakang semakin kecil. Akibatnya ban belakang akan sedikit sekali
memanfaatkan adhesi / hambatan jalan yang memungkinkan roda belakang akan lebih
cepat terkunci oleh gaya gesek rem.
Kegunaan rem cakram sebetulnya lebih
diutamakan kepada rem depan, karena gaya kinetik motor saat melaju jauh lebih
efektif pada ban depan.
2.6
Alat dan Bahan Penelitian
a.
1 unit sepeda motor
Honda Vario Techno CBS.
b.
Tool Box digunakan
sebagai alat untuk membongkar pasang bagian-bagian yang diperlukan
c.
Stopper
pedal rem untuk membatasi penekanan pedal
d.
Timbang
saku untuk menentukan beban dan jarak pedal pada tumpuan stopper.
e.
Stopwatch untuk menghitung
waktu yang dibutuhkan
f.
Perangkat
set cakram belakang khusus Honda Vario Techno CBS
g.
Indikator
pengukur tekanan angin ban
h.
Kampas
dan pad rem
3.
Metode Penelitian
Pada penelitian
ini, sebelum dilakukan pengujian maka:
a)
Dalam
pengujian ini diperlukan 4 orang aktor, yaitu pengendara sepeda motor, yang
menghitung jarak dan yang mengukur ketepatan saat memulai pengereman sekaligus
pencatat data dan yang menghitung waktu selama proses pengereman.
b)
Pengoperasian
rem yang digunakan yaitu rem kombinasi yang dioperasikan pada tuas sebelah
kiri.
c)
Penekanan
pedal dibatasi pada handgrip sebelah kiri dipasang dengan plat pembatas dengan
jarak yang telah disesuaikan sesuai batasan 4kg pada hitungan timbang pegas.
d)
Pengujian
pada tekanan pedal sebesar 4kg dengan kecepatan konstan pada tiap-tiap
kecepatan 30,40,50,60km/jam dan tiap-tiap kecepatan dilakukan pengujian
sebanyak 4 kali.
e)
Penekanan
tuas pedal rem dengan tekanan 4kg saat uji disinkronkan dengan garis tanda
dimulainya pengereman, dan selang waktu
pada saat reaksi penekanan pedal saat uji dianggap sama, seadainya
ketepatan terlalu jauh maka pengujian diulangi sampai mendekati ketepatan yang
dianggap paling mendekati.
f)
Pencatatan
hasil pengambilan data berupa waktu selama pengereman.
g)
Hasil
pengujian diatas akan dimasukkan pada tabel untuk menganalisis jarak
pengereman.
Penelitian dilakukan pada tanggal 6 Januari 2015 di
kawasan Jalan by Pass Kelurahan Subarang Batuang Kecamatan Payakumbuh Selatan
pada pukul 16.20-17.40 Wib.
4.
Hasil Pengujian
4.1
Data Hasil Pengujian Pada Penggunaan
Rem Tromol (standar).
4.2 Data Hasil Pengujian Pada Penggunaan Rem
Cakram (modifikasi)
5.
Analisis
DataJarak Pengereman
Menghitung data jarak
pengereman dengan rumus GLBB yaitu waktu, jarak, kecepatan dan perlambatan.
5.1
Hasil Analisis Data Jarak Pengereman Pada Penggunaan Rem Tromol
(standar)
5.2
Hasil Analisis Data Jarak Pengereman Pada Penggunaan Rem Cakram
(modifikasi)
6. Analisa dengan menggunakan nilai rata-rata Mean dan presentase keuntungan
Mendiagnosis rata-rata data
pengujian dengan rumus:
Selanjutnya untuk melihat seberapa besar perbedaan waktu dan jarak
pengereman atau keuntungan dari penggunaan rem belakang tipe tromol dan cakram
yaitu dengan mengambil nilai rata-rata data jarak pengereman pada penggunaan rem
cakram dikurangi nilai rata-rata data jarak pengereman pada penggunaan rem
tromol (standar) dan hasil selisih
keuntungan dipresentasekan.
6.1
Hasil Analisis Data Jarak Pengereman Pada Penggunaan Rem Tromol
(standar)
Rata-rata =
=
29,767 meter
6.2Hasil Analisis Data Jarak Pengereman Pada Penggunaan Rem Cakram
(modifikasi)
Rata-rata =
=
27,721 meter
Data
selisih ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan rem belakang tipe cakram
dapat mempersingkat jarak pengereman sebesar 2,046 meter dari kondisi sebelum
perlakuan yaitu dengan rem tromol (standar) dalam hal ini menunjukkan
keutungan.
7.
Pembahasan
7.1 Grafik Perbedaan Jarak Pengereman
Pada Penggunaan Rem Belakang Tromol Dan Piringan.
7.2 Grafik Perbedaan Waktu Pengereman Pada
Penggunaan Rem Belakang Tromol Dan Piringan.
Hasil
grafik jarak pengereman pada penggunaan rem belakang tromol (standar) dan rem
belakang piringan/cakram menunjukkan bahwa terjadinya penurunan angka jarak
pengereman yang disebabkan oleh penggunaan rem belakang piringan/cakram
(modifikasi) dengan selisih data sebesar 2,046 meter dibandingkan dengan
penggunaan rem tromol.
Untuk melihat
keuntungan persen jarak pengereman dari penggunaan rem cakram pada roda
belakangdigunakan perhitungan presentase yaitu dengan membagi keuntungan
(pengaruh penggunaan rem belakang cakram) dengan keadaan awal (kondisi rem
standar atau tromol), yaitu sebagai berikut:
Nilai presentase
diatas menunjukkan keuntungan dari penggunaan rem belakang dengan tipe cakram
dapat meningkatkan efisiensi pengereman dari segi peningkatan jarak pengereman
sebesar 6,87338 % yang artinya jarak pengereman dapat lebih singkat dari
keadaan sebelum perlakuan atau dengan kondisi rem tromol (standar). Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan rem belakang piringan/cakram membuktikan dapat
memperpendek jarak pengereman.
Hasil
grafik waktu pengereman pada penggunaan rem belakang tromol (standar) dan rem
belakang piringan/cakram menunjukkan bahwa terjadinya penurunan durasi waktu
pengereman yang disebabkan oleh penggunaan rem belakang piringan/cakram
(modifikasi) sebesar 0,411 sekon
dibandingkan dengan penggunaa rem tromol.
Untuk melihat
keuntungan persen dari penggunaan rem cakram pada roda belakang digunakan
perhitungan presentase yaitu dengan membagi keuntungan (pengaruh penggunaan rem
belakang cakram) dengan keadaan awal (kondisi rem standar atau tromol), yaitu
sebagai berikut:
Nilai presentase
diatas menunjukkan keuntungan dari penggunaan rem belakang dengan tipe cakram
dapat meningkatkan efisiensi pengereman dari segi peningkatan waktu selama
pengereman sebesar 8,9445 % yang artinya waktu selama pengereman dapat lebih
singkat dari keadaan sebelum perlakuan atau dengan kondisi rem tromol
(standar). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan rem belakang piringan/cakram
membuktikan juga dapat mempersingkat waktu selama pengereman.
8.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis data penelitian yang telah dibahas pada bagian
muka, yaitu pengaruh penggunaan rem belakang tipe cakram terhadap jarak
pengereman pada sepeda motor Honda Vario Techno CBS, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
Pengaruh penggunaan rem
belakang tipe cakram setelah dianalisa dapat mempengaruhi jarak pengereman,
yaitu jarak pengereman yang dihasilkan semakin pendek atau singkat dengan
persentase sebesar 6,87338 %dari
penggunaan rem belakang tipe tromol (standar).
Pada penggunaan rem belakang tipe
piringan/cakram pada Sepeda Motor Honda Vario Techno CBS juga dapat
mempengaruhi semakin singkatnya waktu pengereman dengan persentase sebesar
8,9445 %dari penggunaan rem belakang tipe tromol (standar).
Daftar Pustaka
Asper
Honda.com. Combi Brake System. Pada http://www.asper-honda.com
/fristride/combi-brake.php(diakses tanggal 23 januari 2014)
Badan
Standardisasi Nasional, (SNI 4404:2008).Metoda
Pengereman Kendaraan Bermotor Kategori L. BSNI
Daswarman,
(1999). Sistem Kemudi, Rem, dan Suspensi
Otomotif . Padang : Universitas Negeri Padang
Daryanto,
(2013). Teknik Merawat Automobil Lengkap.
Bandung : Yrama Widya
Esomer,
Kinardi dan Adjis, (1997). Pelajaran
Fisika SMU Kelas 1. Jakarta : Erlangga
F.D.Hobbs,
(1979). Traffic Planning And Engineering
second edition. New York : Pergamon Press
Gilesspie
Thomas,(1992). Society of Automotive
Engineers, New York : McGraw-Hill,Inc.
Heinz
Heisler,(2002). Advance Vehicle
Technology, North West London : Reed Educational adn Profesional Publishing
Ltd
Hasrul
Rokhandy, (2012). Modifikasi Rem Teromol
Pada Honda GL PRO Menjadi Rem Cakram Dengan Teknologi CBS (Combie Brake
System), Yogyakarta : Jurnal UNY
Joseph,Charles,(2001)
.Mechanical Engineering Design, New
York : McGraw-Hill Companies,Inc.
Marthen
Kanginan, (1997). Fisika SMU Kelas 1
Caturwulan 2. Jakartra : Erlangga.
Michael
Evans,(2013). Braking Distance,
Australlian : La Trobe University.
Nyoman
Sutantra, (2001), Teknologi Otomotif
teori dan aplikasinya. Surabaya : Guna Widya
Poul
Greibe,(2007). Braking Distance, Friction
and Behavior, Denmark : Trafitec Scion-DTU Diplomvej,Inc.
Rudolf
Limpert, (1992), Brake Design and Safety. United States of America : Society of
Automotive Engineers, inc.
Road
Safety Authority, (2013). Rules Of The
Road, Ireland :The O’brien press Ltd
SuharsimiArikunto
(2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.
Jakarta: RinekaCIpta
Sugiyono,
(2010).MetodePenelitianKuantitatif,
kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
Stevanus
Wisnu, (2011). Pengaruh Sistem Rem Cakram
Ganda Hasil Modifikasi dan Variasi Kecepatan Terhadap Efisiensi Pengereman Pada
Sepeda Motor, Surakarta : Perpustakaan.uns.ac.id
Tamzir
Rizal, (1999). Casis dan Pemindah Tenaga.
Bandung : Angkasa Bandung
Thoyib,
(2012) Kelebihan dan Kekurangan Dari Rem
Cakram dan Teromol. Pada www.laskar-suzuki.com.
(diakses
tanggal 28 september 2013)
Tim
Penyusun. (2008).Buku Panduan Penulisan
Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang : Depdiknas UNP.
Toyota,
(1995). Materi Pelajaran Engine Group New
Step 1. Jakarta : Pt.Toyota Astra Motor
Toyota,
(1972). Materi Pelajaran Engine Group New
Step 2. Jakarta : Pt.Toyota Astra Motor
Wahyu,
Djoko, (2010). Modul Memperbaiki Sistem
Rem untuk SMK dan MAK. Jakarta : Erlangga
William,
Donald, (1994), Automotive Engines. New York : McGraw-Hill,inc.
Young,
Freedman, (2002). Fisika Universitas
Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.